Cerita Pagi Hari
By dheahahaha - Maret 11, 2019
Minggu menjadi hari yang ku tunggu-tunggu karena hari ini agenda libur
dari per-pbl an, Sebenarnya hari ini pas banget buat leyeh-leyeh sambil
ngelanjutin tulisan yg belum selesai. Tapi kemudian aku ingat punya hutang mencuci
baju yang sudah direndam dari subuh tadi. Hmm urung niat buat malas-malasan. Pagi
ini seperti beberapa hari yang lalu hujan mengguyur semarang sejak pagi. aku sendiri bangun sedikit kesiangan setelah tidur lagi selepas sholat subuh.
Sewaktu membuka jendela ku jadi mulai suudzon hujan kali ini kayanya bakal awet.
Selesai nyuci baju aku liat jam menunjukan sekitar pukul 9.
Ternyata aku salah, Hujan sudah sedikit reda berganti menjadi gerimis
tipis-tipis. Perut mulai memberi tanda kalau aku butuh asupan makanan.
Sebenarnya bisa aja sarapan energen kaya biasanya, Cuman karena tenggorokan
mulai gaenak dan obat gaboleh diminum barengan dengan susu, akhirnya aku terpaksa harus keluar meski gerimis. Semuanya berjalan normal kecuali rok ku yang jadi sedikit basah karena ga ketutupan jas hujan.
Tujuan utamaku sebenarnya warung tegal paling dekat dengan kos tapi berubah
haluan dan malah berganti menjadi bubur ayam langganan. Aku sedikit terkejut
karena beliau masih tetep jualan meskipun hujan dari pagi cukup deras. Pukul
9.30 pagi dan ku liat panci bubur masih
penuh, berbeda dengan hari-hari biasa yang tinggal separuh pada pukul
yang sama. Bapak penjual membuka obrolan
“ dingin ya
mba pagi ini, enak ini buburnya dimakan selagi panas”.
Aku pun cuma
jawab “ ehe iya pak”
benar kata si
bapak pagi ini emang dingin. Ketika kemudian aku bertanya “kenapa gak pakai
jaket pak?” aku berharap beliau akan jawab lupa bawa.
“Ngga punya
jaket. Kalau punya pasti saya langsung pakaii. Kemarin sudah libur jualan,
makanya hari ini saya jualan”
Aku hanya
tersenyum dan berterimakasih setelah pesenan ku selesai
Sepanjang perjalanan
pulang aku berpikir tentang orang-orang yg harus bertahan hidup dalam keadaan
apapun. Mungkin aku atau kamu yang membaca ini cukup beruntung karena masih
berada dalam keadaan yang nyaman, tapi diluar sana masih banyak yang harus
berjuang lebih keras meskipun hujan mendera. Jika pagi tadi aku masih bisa
tidur lagi selepas subuh, bapak penjual bubur sudah repot sedini hari, memasak
bubur ayam dan juga menyiapkan segala peralatan di gerobaknya. Jika pagi tadi
aku masih bisa bermain hape untuk sekedar membalas pesan seorang kawan, mba
mba warung tegal di sepanjang jalan telah bangun dini hari mengalahkan
kemageran luar biasa demi melanjutkan roda perekonomian keluarga mereka.
Mungkin, satu
hal yang bisa aku ambil dari cerita dipagi hari ini bahwa kita harus menjalani
hari dengan ikhlas. Dalam hidup pasti ada rintangan yang kita hadapi, tapi
terlepas dari semua rintangan itu ada pepatah yang ku percaya dan mungkin
bisa menutup tulisan ini :
“Dimana
ada kehidupan, disitu ada harapan”
0 Comments